Sabtu, 27 Mei 2017

Indonesia Sukses

Proses pengolahan biji kopi

Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya dari biji kopi berkualitas secangkir kopi bercita rasa tinggi bisa tersaji di meja kita.
Buah kopi yang telah dipanen harus segera diolah untuk mencegah terjadinya reaksi kimia yang bisa menurunkan mutu kopi. Hasil panen disortasi dan dipilah berdasarkan kriteria tertentu, silahkan baca cara memanen buah kopi. Buah kualitas prima bila diolah dengan benar akan menghasilkan kopi bermutu tinggi.
Pengolahan biji kopiSecara umum dikenal dua cara mengolah buah kopi menjadi biji kopi, yakni proses basah dan proses kering. Selain itu ada juga proses semi basah atau semi kering, yang merupakan modifikasi dari kedua proses tersebut. Setiap cara pengolahan mempunyai keunggulan dan kelemahan, baik ditinjau dari mutu biji yang dihasilkan maupun komponen biaya produksi.

Pengolahan dengan proses basah

Biaya produksi proses basah lebih mahal dibanding proses kering. Proses basah sering dipakai untuk mengolah kopi arabika. Alasannya, karena kopi jenis ini dihargai cukup tinggi. Sehingga biaya pengolahan yang dikeluarkan masih sebanding dengan harga yang akan diterima. Berikut tahapan untuk mengolah kopi dengan proses basah.
Proses pengolahan biji kopi

a. Sortasi buah kopi

Setelah buah kopi dipanen, segera lakukan sortasi. Pisahkan buah dari kotoran, buah berpenyakit dan buah cacat. Pisahkan pula buah yang berwarna merah dengan buah yang kuning atau hijau. Pemisahan buah yang mulus dan berwarna merah (buah superior) dengan buah inferior berguna untuk membedakan kualitas biji kopi yang dihasilkan.

b. Pengupasan kulit buah

Kupas kulit buah kopi, disarankan dengan bantuan mesin pengupas. Terdapat dua jenis mesin pengupas, yang diputar manual dan bertenaga mesin. Selama pengupasan, alirkan air secara terus menerus kedalam mesin pengupas.
Fungsi pengaliran air untuk melunakkan jaringan kulit buah agar mudah terlepas dari bijinya. Hasil dari proses pengupasan kulit buah adalah biji yang masih memiliki kulit tanduk, atau disebut juga biji kopi HS.

c. Fermentasi biji kopi HS

Lakukan fermentasi terhadap biji yang telah dikupas. Terdapat dua cara, pertama dengan merendam biji dalam air bersih. Kedua, menumpuk biji basah dalam bak semen atau bak kayu, kemudian atasnya ditutup dengan karung goni yang harus selalu dibasahi.
Lama proses fermentasi pada lingkungan tropis berkisar antara 12-36 jam. Proses fermentasi juga bisa diamati dari lapisan lendir yang menyelimuti biji. Apabila lapisan sudah hilang, proses fermentasi bisa dikatakan selesai.
Setelah difermentasi cuci kembali biji dengan air. Bersihkan sisa-sisa lendir dan kulit buah yang masih menempel pada biji.

d. Pengeringan biji kopi HS

Langkah selanjutnya biji kopi HS hasil fermentasi dikeringkan. Proses pengeringan bisa dengan dijemur atau dengan mesin pengering. Untuk penjemuran, tebarkan biji kopi HS di atas lantai jemur secara merata. Ketebalan tumpukan biji sebaiknya tidak lebih dari 4 cm. Balik biji secara teratur terutama ketika masih dalam keadaan basah.
Lama penjemuran sekitar 2-3 minggu dan akan menghasilkan biji kopi dengan kadar air berkisar 16-17%. Sedangkan kadar air yang diinginkan dalam proses ini adalah 12%. Kadar air tersebut merupakan kadar air kesetimbangan agar biji kopi yang dihasilkan stabil tidak mudah berubah rasa dan tahan serangan jamur.
Untuk mendapatkan kadar air sesuai dengan yang diinginkan lakukan penjemuran lanjutan. Namun langkah ini biasanya agak lama mengingat sebelumnya biji kopi sudah direndam dan difermentasi dalam air.
Biasanya, pengeringan lanjutan dilakukan dengan bantuan mesin pengering hingga kadar air mencapai 12%. Langkah ini akan lebih menghemat waktu dan tenaga.

e. Pengupasan kulit tanduk

Setelah biji kopi HS mencapai kadar air 12%, kupas kulit tanduk yang menyelimuti biji. Pengupasan bisa ditumbuk atau dengan bantuan mesin pengupas (huller). Dianjurkan dengan mesin untuk mengurangi resiko kerusakan biji kopi. Hasil pengupasan pada tahap ini disebut biji kopi beras (green bean).

f. Sortasi akhir biji kopi

Setelah dihasilkan biji kopi beras, lakukan sortasi akhir. Tujuannya untuk memisahkan kotoran dan biji pecah. Selanjutnya, biji kopi dikemas dan disimpan sebelum didistribusikan.

Pengolahan dengan proses kering

Proses kering lebih sering digunakan untuk mengolah biji kopi robusta. Pertimbangannya, karena robusta tidak semahal arabika. Peralatan yang diperlukan untuk pengolahan proses kering lebih sederhana dan beban kerja lebih sedikit, sehingga bisa menghemat biaya produksi. Berikut tahapan untuk mengolah biji kopi dengan proses kering.
Proses pengolahan biji kopi

a. Sortasi buah kopi

Tidak berbeda dengan proses basah, segera lakukan sortasi begitu selesai panen. Pisahkan buah superior dengan buah inferior sebagai penanda kualitas.

b. Pengeringan buah kopi

Jemur buah kopi yang telah disortasi di atas lantai penjemuran secara merata. Ketebalan kopi yang dijemur hendaknya tidak lebih dari 4 cm. Lakukan pembalikan minimal 2 kali dalam satu hari. Proses penjemuran biasanya memerlukan waktu sekitar 2 minggu dan akan menghasilkan buah kopi kering dengan kadar air 15%. Bila kadar air masih tinggi lakukan penjemuran ulang hingga mencapai kadar air yang diinginkan.

c. Pengupasan kulit buah dan kulit tanduk

Buah kopi yang telah dikeringkan siap untuk dikupas kulit buah dan kulit tanduknya. Usahakan kadar air buah kopi berada pada kisaran 15%. Karena, apabila lebih akan sulit dikupas, sedangkan bila kurang beresiko pecah biji.
Pengupasan bisa dilakukan dengan cara ditumbuk atau menggunakan mesin huller. Kelemahan cara ditumbuk adalah prosentase biji pecah tinggi, dengan mesin resiko tersebut lebih rendah.

d. Sortasi dan pengeringan biji kopi

Setelah buah kopi dikupas, lakukan sortasi untuk memisahkan produk yang diinginkan dengan sisa kulit buah, kulit tanduk, biji pecah dan kotoran lainnya. Biji kopi akan stabil bila kadar airnya 12%.
Bila belum mencapai 12% lakukan pengeringan lanjutan. Bisa dengan penjemuran atau dengan bantuan mesin pengering. Apabila kadar air lebih dari angka tersebut, biji akan mudah terserang jamur. Apabila kurang,  biji kopi mudah menyerap air dari udara yang bisa mengubah aroma dan rasa kopi. Setelah mencapai kadar air kesetimbangan, biji kopi tersebut sudah bisa dikemas dan disimpan.

Pengemasan dan Penyimpanan

Kemas biji kopi dengan karung yang bersih dan jauhkan dari bau-bauan. Untuk penyimpanan yang lama, tumpuk karung-karung tersebut diatas sebuah palet kayu setebal 10 cm. Berikan jarak antara tumpukan karung dengan dinding gudang.
Kelembaban gudang sebaiknya dikontrol pada kisaran kelembaban (RH) 70%. Penggudangan bertujuan untuk menyimpan biji sebelum didistribusikan kepada pembeli.
Biji kopi yang disimpan harus terhindar dari serangan hama dan penyakit. Jamur merupakan salah satu pemicu utama menurunnya kualitas kopi terlebih untuk daerah tropis.

Rabu, 24 Mei 2017

Indonesia Itu kaya

Tanaman Cengkih

Mengenal Tanaman Cengkih

  • Asal-usul Cengkih
Ada banyak pendapat mengenai negara asal cengkih. Pendapat yang pertama menyebutkan bahwa cengkih berasal dari negara Filipina. Ada juga yang menyebutkan Cengkih berasal dari pulau Makian di Maluku Utara. Selain dari Maluku, Cengkih juga dianggap berasal dari Papua. Sampai abad ke-18, hanya Maluku satu-satunya daerah penghasil Cengkih.

  • Klasifikasi Tanaman Cengkih
Berasarkan klasifikasinya, Cengkih termasuk ke dalam famili Myrtaceae.
Pohon cengkih memiliki perakaran yang realatif kurang berkembang. Namun, bagian akar yang dekat dengan permukaan tanah banyak tumbuh bulu akar. Susunan akarnya yaitu tudung akar, akar tunggang/akar primer, akar tunggang palsu, akar samping, dan bulu akar.
Batang pohon cengkih memiliki kayu yang keras. Daun cengkih mempunyai ciri khas yang mudah dibedakan dengan daun lain. Bentuk daunnya bulat panjang dengan ujung meruncing, seperti jarum. Daun cengkih tebal, kuat, kenyal, dan licin.Umumnya daun yang masih muda berwarna kuning kehijauan bercampur dengan warna kemerah-merahan. Setelah dewasa daun akan berwarna hijau. Menandakan akan muncul tunas dan akan tumbuh ranting-ranting. 



Bunga cengkih akan tumbuh pada pucuk ranting. Bunga bertangkai pendek dan bertandan dengan panjang 4-5 cm. Biasanya pada tiap tandan sekaligus, tumbuh tiga kelompok bunga. Cengkih dapat berbunga dua kali dalam satu tahun, yaitu periode 1 ( Juni-Oktober ) dan periode 2 ( November-Januari ). Bunga yang masih muda berwarna kelabu keunguan. Selanjutnya, bunga berubah menjadi kuning kehijauan dan akhirnya berwarna merah muda. Pada permukaan badan bunga terdapat beberapa kelenjar minyak yang dapat menghasilkan Minyak Cengkih.


  • Penyebaran Tanaman Cengkih
Daerah Perkebunan Cengkih tersebar di Aceh, Sumatra Utara lebih tepatnya Tapanuli, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Sulawesi Utara (Minahasa), Sulawesi Selatan, dan Maluku.

  • Manfaat Tumbuhan Cengkih
Cengkh yang sudah kering sebagaian besar untuk mencukupi kebutuhan pembuatan rokok kretek. Kuntum bunganya dapat di jual dalam bentuk kering utuh, serbuk oleoresin, atau minyak. Minyak dari hasil sulingan serbuk kuntum cengkih kering dapat digunakan sebagai bahan baku industri farmasi, penyedap rasa masakan, dan wangi-wangian. Selain bunganya, daun cengkih dapat digunakan sebagai minyak. Di pasar internasional, minyak daun cengkih adalah penghasil eugenol yang relatif mutah untuk membuat vanili sintetik.

Syarat Tumbuh Tanaman Cengkih

Tanaman Cengkih dapat tumbuh pada daerah yang terletak antara 20 Celcius LU dan 20 Celcius LS dengan suhu udara rata-rata antara 20 - 35 Celius. Ketinggian tepat ideal untuk tanaman cengkih adalah 200 - 300 m dpl. Oleh karena itu, tanaman dapat tumbuh dan produktif di dataran rendah. Di dataran tinggi tanaman akan lambat atau tidak berproduksi.

Budi daya Tanaman Cengkih

Tanaman Cengkih dapat tumbuh baik di Indonesia. Berikut ini uraian tahapan dalam budi daya cengkih.
  • Penyediaan Bibit
  • Persiapan lahan
  • Penanaman
  • Pemeliharaan
pemeliharaan itu meliputi :
  • Penyulaman dan Penyiraman
  • Penyiangan
  • Pemupukan

Panen

Bagian tanaman cengkih yang dipanen adalah Bunganya. Pemanenan harus dilakukan pada saat yang tepat, yaitu saat bunga berwarna pucat ( hijau kekuningan ). Bunga yang di panen adalah bunga yang masih kuncup, kepala bunganya bundar, berisi, dan mengkilap. Jika pemetikan terlambat, bunga akan membuka sehingga kualitasnya menjadi rendah. Pemetikan dilakukan saat bunga sudah berumur 6 bulan sejak keluar dari pangkal bunga. Jika pemetikan terlalu awal maka akan menyebabkan kadar minyak sedikit. Namun, jika dilakukan dengan terlambat bunga cengkih akan mekar atau membengkak itu yang membuat rasa, aroma, dan kualitas yang menurun.


Pascapanen

Bunga cengkih yang telah dipanen sebaiknya langsung di olah agar kesegarannya tetap terjaga. Bunga cengkih yang telah dipetik dipisahkan dari gagangnya. Kegitan ini harus dilakukan dengan teliti, bunga yang dipetik jangan sampai tercampur dengan gagang. karena itu membuat harganya menurun. Setelah di pisahkan bunga cengkih dimasukan dalam karung agar diperam selama sehari agar bunga cengkih tampak berwarna coklat.
Umumnya pengeringan cengkih dilakukan di bawah sinar matahari dengan alas berupa tampah atau tikar bambu. Biasanya pengeringan dilakukan selama 5 - 7 hari. 

Demikian Artikel tentang tanaman cengkih. Jika ada kata-kata yang kurang berkenan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga Bermanfaat.


 

Bikin Apa Ya ..?????

Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit


Proses pengolahan industri kelapa sawit sampai menjadi minyak kelapa sawit (CPO) terdiri dari beberapa tahapan yang dimulai dari:

a. Jembatan Timbang

Di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit,  jembatan timbang yang dipakai menggunakan sistem komputer untuk mengukur berat (tonase) semua Truk Pengangkut Tandan Buah Sawit (TBS) baik dari Perkebunan Sawit Swasta, perkebunan rakyat (plasma) dan perkebunan pemerintah (PTPN). Jembatan Timbang adalah salahsatu tahapan awal dalam proses pembuatan kelapa sawit menjadi CPO.
Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu kendaraan pengangkut Buah Sawit melewati jembatan timbang lalu berhenti  ± 5 menit, kemudian berat kendaraan pengangkut buah sawit dicatat awal sebelum Tandan Buah Sawit dibongkar dan di sortir, kemudian setelah dibongkar dari kenderaan pengangkut kembali ditimbang, lalu selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima pabrik kelapa sawit.
Sekilas Rangkuman Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
Jembatan Timbang Truk Buah Sawit

b. Penyortiran Buah Sawit

Buah kelapa sawit yang masuk ke Pabrik Kelapa Sawit, kualitas & kematangannya harus  diperiksa  dengan baik. Proses pemeriksaan buah sawit ini sering disebut sortir buah. Jenis buah yang masuk ke Pabrik Sawit pada umumnya jenis Tenera atau  jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor yang sangat penting dalam pemeriksaan kualitas buah sawit di stasiun penerimaan Buah.
Tingkat Pematangan buah sawit mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan ALB (Asam Lemak Buah/ FFA = Free Fatty Acid) yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Kematangan buah Rendemen minyak (%) Kadar ALB (%)
Buah mentah 13 – 17 1,6 – 2,8
Setengah matang 18 – 24 1,7 – 3,3
Buah matang 25 – 31 1,8 – 4,4
Buah lewat matang 27 – 31 3,8 – 6,1
Setelah   penyortiran, buah sawit   tersebut   dimasukkan   ke tempat   penimbunan sementara  (  Loading  ramp  )  lalu  diteruskan  ke  stasiun  perebusan sawit ( Palm Oil Sterilizer ).

Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
Sortir Buah Sawit

c. Proses Perebusan buah Sawit (Sterilizer)

Lori buah yang telah diisi Tandan Buah Segar dimasukan ke dalam sterilizer dengan memakai capstan. Sterilizer saat ini ada berbagai model:
  • Sterilizer Horizontal (konvensional)
  • Vertical Sterilizer
  • Continuous Sterilizer (CS) – Hak Paten CB-MODIPALM (Malaysia)
  • Oblique Sterilizer
  • Dll
Tujuan perebusan :
  1. Mengurangi peningkatan asam lemak bebas (ALB/FFA)
  2. Mempermudah proses pelepasam buah sawit pada threser
  3. Menurunkan kadar air buah sawit
  4. Melunakkan daging buah sawit, sehingga daging buah sawit mudah lepas dari biji (nut)
Bila poin ke-2 tercapai secara efektif, maka semua poin-poin yang lain akan tercapai juga. Sterilizer horizontal (konvensional) memiliki bentuk panjang 26 m dan diameter pintu 2,1 m. Dalam sterilizer dilapisi Wearing Plate dengan tebal  10 mm yang mempunyai fungsi untuk menahan steam, dibawah sterilizer terdapat lubang yang gunanya untuk proses membuang air kondesat agar proses pemanasan di dalam sterilizer tetap seimbang.
Dalam proses perebusan minyak yang terbuang± 0,8 % . Dalam melakukan proses perebusan diperlukan uap untuk memanaskan sterilizer yang disalurkan dari boiler. Uap yang masuk ke sterilizer 2,7 -3 kg/cm2 , dengan suhu 140° C dan direbus selama 90 menit.

Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
Horizontal Sterilizer Pabrik Kelapa Sawit

d. Proses Penebah (Threser Process)

ada beberapa alat/mesin disini:
  • Hoisting Crane (jika memakai rebusan horizontal)                                   Fungsi dari Hoisting Crane adalah untuk mengangkat lori buah sawit dan menuangkan isi lori buah sawit ke bunch feeder (hooper). Dimana lori yang diangkat tersebut berisi Tandan Buah Sawit yang sudah direbus.
  • Threser (Bantingan)                                                                                                 Fungsi dari Thresing adalah untuk melepaskan buah sawit dari janjangannya (tandan sawit) dengan cara mengangkat dan membantingnya serta mendorong janjang kosong (tandan kosong sawit)  ke empty bunch conveyor (konveyor tandan kosong sawit).
  • Proses Pengempaan (Pressing Process)
    Proses Kempa adalah  dimulai dari pengambilan minyak dari buah Kelapa Sawit dengan jalan pelumatan (di mesin digester) dan pengempaan (di mesin screw press sawit). Baik buruknya pengoperasian peralatan mempengarui efisiensi pengutipan minyak. Proses ini terdiri dari :
  • Digester
    Setelah buah pisah dari janjangan (tandan sawit), lalu buah dikirim ke Digester dengan cara buah masuk ke Conveyor Under Threser yang berfungsi untuk membawa buah sawit ke Fruit Elevator yang fungsinya untuk  mengangkat buah sawit keatas, lalu masuk ke distribusi conveyor (distributing conveyor) yang kemudian menyalurkan buah sawit masuk ke Digester. Di dalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh, akan diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk (stirring arm) yang terpasang pada bagian   poros   II,   sedangkan   pisau   bagian   dasar   sebagai   pelempar   atau mengeluarkan buah sawit dari digester ke screw press.
Fungsi Digester :                                                                               1.Melumatkan daging buah sawit                                                       2.Memisahkan daging buah sawit dengan biji (nut)                                 3.Mempersiapkan Feeding ke dalam mesin screw Press                                 4.Mempermudah proses pengepresan minyak di mesin screw Press PKS     5. Proses pemanasan / melembutkan buah sawit
Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
Digester Pabrik Sawit
  • Screw Press (mesin kempa ulir sawit)
    Fungsi dari Mesin Screw Press dalam proses produksi kelapa sawit
    adalah untuk memeras berondolan buah sawit yang telah dicincang, dilumat di digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah – buah sawit yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau pelempar dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya masuk ke dalam mesin kempa ulir sawit ( palm oil twin screw press ). Oleh adanya tekanan screw yang ditahan oleh cone, berondolan buah sawit tersebut diperas sehingga melalui lubang – lubang press cage, minyak  dipisahkan  dari  serabut  dan  biji.  Selanjutnya  minyak  menuju  stasiun klarifikasi (clarification station) , sedangkan ampas (cake) dan biji (nut) masuk ke stasiun kernel.
Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
Screw Press / Kempa Ulir Sawit
Cara Kerja Mesin  Screw Press (Kempa Ulir Sawit)
Motor listrik adalah sumber gerakan yang berfungsi untuk menggerakkan mesin screw press sawit ( double screw press). Screw press Kelapa Sawit dihidupkan melalui Control panel (panel kendali)  sekaligus sistem  hidroliknya, lalu  dimasukkan  air  panas (hot water)  dengan  suhu  90°C  melalui  pipa masuk (pipe inlet). Motor listrik akan memutar pulley (puli) melalui poros motor dengan daya 30 Kw dengan putaran 1475 rpm (untuk kapasitas screw press 15 Ton per jam) .Pulley akan menggerakkan sabuk penghantar putaran ke pulley yang terpasang pada poros (as) yang menghubungkan ke gear reducer (gearbox) ,dan gear reducer(gearbox) digerakkan poros utama yang dihubungkan dengan kopling (coupling) .Poros (as) utama  menggerakkan  roda  gigi (gear)  perantara  yang  mengakibatkan kedua poros berulir akan bergerak berlawanan arah dengan putaran yang sama.
Pada ujung ulir terdapat dua buah konis (conical) yang digerakkan dengan bantuan sistem hidrolik dengan gerakan maju-mundur (forward/backward) sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil pengepresan dan tekanannya sebesar 30-50 bar.
Minyak sawit yang dihasilkan oleh mesin press dialirkan ke oil vibrating screen (mesin ayakan getar) dan kemudian dialirkan ke crude oil tank untuk diproses lebih lanjut,sedangkan serabut (fibre) dan biji buah sawit(nut) yang masih mengandung 4% minyak dialirkan ke cake breaker conveyor (CBC) untuk proses selanjutnya. Motor listrik memutar poros screw press yang di reduksi (dikurangkan) oleh gearbox dan  putarannya dari 1475 rpm menjadi 12 rpm.
Kapasitas   mesin screw   press   yang   direncanakan   harus   sesuaikan   dengan kapasitas olahan pabrik sawit. Dalam menentukan kapasitas mesin screw press sawit yang akan dipergunakan , maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
  1. Sebelum kelapa sawit masuk kedalam screw press , massa awal buah kelapa sawit telah berkurang. Hal ini disebabkan karena berlangsungnya proses penebahan pada mesin thresher / stripper / bantingan. Massa sawit yang berkurang yang dimaksud adalah berupa tandan kosong sawit yang dipindahkan dengan konveyor.
  2. Untuk dapat memperoleh hasil pressing yang baik ,maka perlu diperhatikan  mesin screw  press  harus  dalam  keadaan  selalu penuh. Kondisi ini dibutuhkan untuk memperoleh efisiensi yang lebih baik dari penekanan terhadap buah sawit, sebab jika banyak ruang kosong pada saat  penekanan maka hasilnya tidak maksimal.
Motor  listrik  sebagai  sumber  gerakan  yang  berfungsi  untuk  menggerakan mesin double screw press   dihidupkan melalui panel kendali sekaligus sistem hidroliknya, lalu dimasukkan air panas dengan suhu 90°C melalui pipa masuk (pipe inlet). Motor listrik hidup memutar pulley melalui poros motor dengan daya 22 Kw (untuk mesin screw press kapasitas 15 Ton/jam) dan putaran 1450 rpm. Pulley menggerakkan V-belt (sabuk ) menghantarkan putaran ke pulley yang terpasang pada poros yang menghubungi ke gearbox, dari gearbox digerakan poros utama yang dihubungkan dengan kopling. Poros  (As) utama menggerakan roda gigi perantara sehingga mengakibatkan kedua poros berulir akan bergerak berlawanan arah dangan putaran yang sama.
Detail Kerja Mesin Screw Press                                                                          Prinsip kerja ekstraksi minyak melalui mesin screw press ini adalah dengan menekan bahan lumatan dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yang berputar sehingga minyak dapat keluar lewat lubang-lubang press cage. Besarnya tekanan di kempa ini dapat diatur secara elektris dan tergantung dari volume bahan yang akan di press. Mesin Kempa Ulir Sawit (screw press) ini terdiri dari sebuah selinder yang berlubang lubang didalam terdapat sebuah ulir yang berputar. Tekanan kempa ulir diatur oleh dua buah kerucut (konis) berada pada kedua ujung pengempa, yang bergerak maju mundur secara hidrolik. Tekanan hidrolik  sekitar  50  –  70  kg  /  cm3   mengakibatkan  ampas  basah. Kehilangan      minyak (oil losses)   pada   ampas (cake)   dan   biji (nut)  akan mempengaruhi pada proses stasiun selanjutnya, ampas (cake) yang basah akan mengakibatkan pembakaran di dalam dapur Boiler tidak sempurna. Tekanan yang terlalu  tinggi misalnya 70 kg / cm3  akan mengakibatkan kehilangan inti  (kernel losses) yang tinggi sehingga keseimbangan dalam mesin ini sangat diperlukan. Hal yang perlu deperhatikan adalah ampas kempa (press cake) yang keluar harus merata  dalam  arti  tidak  terlalu  basah  dan  tidak  terlalu  kering,  jika  terjadi gangguan / kerusakan, sehingga mesin screw press harus berhenti untuk waktu yang lama maka untuk mencegah hal – hal yang tidak diiginkan, mesin screw press harus selalu di periksa dan menjalankan perawatan rutin (berkala) pada screw press.
Kecepatan putar mesin Kempa Ulir harus disesuaikan dengan kapasitas Tandan Buah Segar (buah sawit) yang akan dipress, dengan tujuan agar efisiensi proses pressing lebih maksimal supaya target yang diiginkan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang diterapkan oleh PKS sesuai proses pengolahan tbs di pabrik kelapa sawit.
Dalam Mesin Screw Press (Kempa Ulir Sawit) ini terdiri sebuah silinder yang berlubang – lubang dan di dalamnya terdapat 2 buah ulir yang berputar berlawanan arah dan tekanan screw press diatur oleh 2 buah konis (cone) berada  pada  bagian  ujung  press,    yang  dapat  digerakan  maju  mundur  secara hidrolik.
Dalam proses pengolahan kelapa sawit di pabrik, Minyak sawit yang keluar dari Feeder Screw dan main Screw ditampung dalam talang minyak (oil gutter) dan untuk mempermudah pemisahan , pengaliran minyak pada Feeder Screw dilakukan injeksi uap dan penambahan air panas (salah satu bagian proses pengolahan kelapa sawit menjadi cpo)
Dalam proses di screwpress ini kita juga perlu ada manajemen proses pengolahan limbah padat kelapa sawit.

e. Proses Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Setelah  melewati  proses  Screw  Press  (masih banyak  proses produksi di pabrik  kelapa sawit yang akan dijelaskan dalam artikel lain) maka  didapatlah  minyak kasar / Crude Oil dan ampas press yang terdiri dari fiber. Kemudian Crude Palm Oil masuk ke stasiun klarifikasi dimana proses pengolahannya sebagai berikut :
  • Sand Trap Tank ( Tangki Pemisah Pasir)
    Setelah di press (salah satu proses pabrik sawit) maka Crude Palm Oil yang mengandung air, minyak, lumpur masuk ke Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk menampung pasir/manangkap pasir yang ada. Temperatur pada sand trap mencapai 95 °C
  • Vibro Separator / Vibrating Screen (Ayakan Getar)
    Fungsi dari Vibro Separator adalah untuk menyaring Crude Oil dari serabut – serabut (fiber) yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Sistem kerja mesin penyaringan itu sendiri dengan sistem getaran – getaran (simetris) , dan pada Vibro kontrol perlu penyetelan pada bantul yang di ikat pada elektromotor supaya Getaran berkurang dan  pemisahan lebih efektif.
  • Continuous Settling Tank (CST) / Vertical Clarifier Tank (VCT)
    Fungsi  dari  Continuous Settling Tank (CST atau sering disebut juga Clarification Settling Tank)  adalah  untuk  memisahkan  minyak,  air  dan kotoran (Non Oily Solid / NOS) secara gravitasi. Dimana minyak dengan berat jenis yang lebih kecil dari 1 akan berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis = 1 akan berada pada lapisan tengah sedangkan Non Oily Solid (NOS ) dengan berat jenis lebih besar dari 1 akan berada pada lapisan bawah.
Fungsi Skimmer dalam CST adalah untuk membantu mempercepat pemisahan minyak dengan cara mengaduk (stirring) dan memecahkan padatan serta mendorong lapisan minyak yang mengandung lumpur (Sludge). Temperatur yang cukup (95 °C) akan memudahkan proses pemisahan ini.
Prinsip kerja didalam CST  dalam proses pengolahan pada pabrik kelapa sawit adalah dengan menggunakan prinsip keseimbangan antara larutan yang berbeda berat jenis. Prinsip bejana bertekanan diterapkan dalam mekanisme kerja di CST (continuous settling tank) sesuai alur proses produksi pabrik kelapa sawit.
Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
Bagan Kerja CST
  • Oil Tank                                                                                                            Fungsi dari Oil Tank adalah sebagai tempat sementara Oil sebelum diolah  oleh  Purifier.  Proses Pemanasan  dilakukan  dengan  menggunakan  Steam  Coil (koil pemanas) untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95° C. Kapasitas Oil Tank bermacam macam tergantung kapasitas PKS.
  • Oil Purifier (Pemurni Minyak)                                                                               Fungsi  dari  Oil  Purifier (pemurni minyak)  adalah  untuk  mengurangi  kadar  air  dalam minyak sawit dengan prinsip kerja sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses diperlukan temperatur suhu sekitar  95o C.
  • Vacuum Dryer                                                                                                 Fungsi dari Vacuum Dryer dalam proses produksi kelapa sawit menjadi cpo adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Cara kerjanya sendiri adalah minyak disimpan dalam bejana   melalui   nozzle/ Nozel.   Suatu   jalur   re-sirkulasi   dihubungkan   dengan   suatu pengapung didalam bejana supaya jikalau ketinggian permukaan minyak menurun pengapung akan membuka dan men-sirkulasi minyak kedalam bejana.
  • Sludge Tank (Tangki Lumpur)
    Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat tampung sementara sludge ( bagian dari minyak kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge seperator / sludge centrifuge (low speed separator). Pemanasan dilakukan dengan menggunakan sistem injeksi untuk mendapatkan temperatur yang dinginkan yaitu sekitar 95° C.
  • Sand Cyclone / Pre- cleaner                                                                         Fungsi dari Sand Cyclone adalah untuk menangkap pasir yang terkandung dalam sludge (lumpur) dan untuk memudahkan proses selanjutnya.
  • Rotary Brush Strainer ( Saringan Berputar)                                                       Fungsi dari Rotary Brush Strainer adalah untuk mengurangi serabut yang terdapat pada sludge (lumpur) sehingga tidak mengganggu kerja Sludge Separator / Sludge Centrifuge. Brush Strainer ini terdiri dari saringan  dan sikat (besi) yang berputar.
  • Sludge Separator / Low Speed Sludge Centrifuge
    Fungsi dari Sludge Seperator / Low Speed Sludge Centrifuge adalah untuk mengambil minyak yang masih terkandung dalam sludge dengan prinsip gaya sentrifugal. Dengan gaya sentrifugal, minyak yang berat jenisnya (BJ) lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui sudut – sudut ruang tangki pisah (separating tank). Sludge Separator ada terdiri atas : Low Speed (sering disebut juga Sludge Centrifuge) dan High Speed Separator. Mesin ini adalah salah satu bagian dari mesin untukproses pengolahan limbah pabrik kelapa sawit / proses pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit.
  • Storage Tank (Tangki Timbun CPO)                                                                 Fungsi  dari  Storage  Tank (Tangki Timbun)  dalam proses pengolahan kelapa sawit sampai menjadi cpo adalah  untuk  penyimpanan  sementara minyak   produksi   yang   dihasilkan   sebelum   dikirim.   Storage   Tank   harus rutin dibersihkan secara terjadwal dan pemeriksaan kondisi Steam Oil harus dilakukan secara rutin supaya temperatur nya terjaga, selain itu apabila terjadi kebocoran pada pipa Steam Oil dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO dan terganggunya proses pengolahan pabrik minyak kelapa sawit / proses produksi industri kelapa sawit
Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
Tangki Timbun CPO

f. Proses Pengolahan Biji ( Kernel Station )  

Sudah dijelaskan bahwa  setelah pengepresan akan menghasilkan   Crude Oil dan Fiber. Fiber tersebut akan masuk ke stasiun Kernel (alur proses pengolahan pabrik kelapa sawit), dibawah ini ada beberapa alat dalam proses pengolahan biji (salah satu proses pengolahan kelapa sawit menjadi pko):
  • Cake Breaker Conveyor (CBC)
    Kegunaan dari Cake Breaker Conveyor adalah untuk membawa dan memecahkan gumpalan Cake dari stasiun Press (mesin screw press) ke depericarper.
  • Depericarper                                                                                                               Kegunaan dari Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler (ketel uap). Fungsi kerjanya adalah tergantung pada berat massa, yang berat massanya lebih ringan (fiber) akan terhisap oleh fan / blower. Yang massanya lebih berat (nut) akan masuk menuju ke Nut Polishing drum.
Fungsi dari Nut Polishing Drum adalah :
  1. Membersihkan biji (nut) dari serabut – serabut yang masih melekat
  2. Membawa nut (biji) dari Depericarper ke Nut transport
  3. Memisahkan nut (biji) dari sampah (dirt)
  4. Memisahkan gradasi nut (biji)

  • Nut Silo                                                                                                           Fungsi  dari  Nut  Silo  adalah  tempat  penyimpanan  sementara  nut (biji) sebelum diolah pada proses berikutnya. Bila proses pemecahan nut (biji) dengan menggunakan   mesin nut   Cracker / Ripple Mill,    maka   nut   silo  harus   dilengkapi   dengan   sistem pemanasan (Heater)
  • Riplle Mill (Nut Cracker)                                                                              Fungsi dari riplle Mill adalah untuk memecahkan nut (biji) . Pada Ripple Mill terdapat rotor rod bagian yang berputar serta Ripple Plate bagian yang diam. Nut (biji sawit) masuk diantara rotor dan Ripple Plate sehingga saling berbenturan dan memecahkan cangkang dari nut (biji sawit).
Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
Ripple Mill / Nut Cracker
  • Claybath                                                                                                           Fungsi dari Claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah (broken kernel) yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan kepada perbedaan berat jenis (BJ) . Bila campuran cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu cairan yang berat jenisnya diantara berat jenis cangkang dan inti maka untuk berat jenisnya yang lebih kecil dari pada berat jenis larutan akan terapung diatas dan yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam. Kernel (inti sawit) memiliki berat jenis lebih ringan dari pada larutan kalsium karbonat sedangkan cangkang berat jenisnya lebih besar.
Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
Bagan Kerja Claybath
  • Hydro Cyclone                                                                                                Fungsi dari Hydro Cyclone adalah:                                                                  1. Mengutip kembali inti yang terikut dalam cangkang                    2. Mengurangi loses (inti cangkang) dan kadar kotoran (dirt)
  • Kernel Tray Dryer                                                                                                   Fungsi dari Kernel Tray Dryer adalah untuk mengurangi kadar air (moisture content) yang terkandung dalam inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti (kernel)  akan mempengaruhi nilai penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB (Asam Lemak Bebas / Free Fatty Acid)  juga tinggi. Pada Kernel Silo ada 3 tingkatan yaitu atas 70 derajat celcius, tengah 60 derajat celsius, bawah 50 derajat celcius. Pada sebagian Pabrik Sawit ada yang menggunakan sebaliknya yaitu atas 50 derajat, tengah 60 derajat celsius, dan bawah 70 derajat celcius.
Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
Kernel Silo PKS
  • Kernel Storage                                                                                                Fungsi dari Kernel Storage (Penyimpanan Inti) ini adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual. Kernel Storage pada umumnya berupa bulk Kernel silo yang seharusnya dilengkapi dengan fan / blower agar uap yang masih terkandung dalam inti (kernel) dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam Storage lembab yang pada akhirnya menimbulkan jamur pada Inti (kernel).
Di artikel lain, juga akan dijelaskan proses pembuatan kelapa sawit menjadi minyak goreng (proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng.

Selasa, 23 Mei 2017

Indonesia Berbudidaya Tanaman

BUDIDAYA KELAPA


SYARAT PERTUMBUHAN
  • Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.
  • Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah.
  • Suhu yang paling cocok adalah 27ºC dengan variasi rata-rata 5-7 º C, suhu kurang dari 20º C tanaman kurang produktif.
  • Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50% , sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur.
  • Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas dalam.


PENGOLAHAN LAHAN
Pengolahan tanah yang diperlukan adalah pembuatan lobang tanam dengan ukuran 0,9m x 0,9m x 0,9m dengan penambahan pupuk kandang dan humus. Jarak tanam yang baik untuk jenis dalam yaitu 9 x 10 m dan jenis genjah 6 x 6 m.



PEMBIBITAN
  • Pilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air + HORMONIK dengan dosis 1 tutup per l0 liter air selama 2 minggu, kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun buah kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan penyiraman bila tanah kurang air.
  • Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk POC NASA hingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan tanaman dari gangguan ternak atau dengan memasang pagar kayu

Lakukan pemupukan sesuai dengan rekomendasi atau dengan mengacu pada tabel pemupukan berikut :
Umur Bibit (bulan)
Kebutuhan Pupuk (gr/tanman)
N (Urea/ZA)
P (TSP)
K (KCl/MOP)
Mg (Kies)
1
5/10
50
75
100
2
5/10
75
125
150
3
5/10
100
150
200
4
10/15
200
400
400
5
10/15
300
600
500
6
10/15
400
800
750
7
15/20
500
1000
1000
8
15/20
600
1250
2000
9
15/20
700
1500
2500

Pospat diberikan 2 minggu sebelum pupuk lain dan dicampur rata dengan Tanah

Catatan :Akan lebih baik pembibitan diselingi / ditambah SUPERNASA 1-2 kali selang waktu 3-4 bulan sekali dengan dosis 1 botol untuk ± 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.

PENANAMAN
Umur Tanaman
Dosis Pupuk (gr/pokok)
Urea
(TSP)
RP
KCl
Kies
Borak
Saat tanam------
1 bln setelah tanam100100100100100100
2 tahun





- apl I200200200200200200
- apl II200200200200200200
3 tahun





- apl I350350350350350350
- apl II350350350350350350
4 tahun





- apl I500500500500500500
- apl II500500500500500500
5 tahun





- apl I500500500500500500
- apl II500500500500500500


Catatan :
  • Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret - April).
  • Kocorkan atau siram SUPERNASA dosis 1 sendok makan per 10 lt air per pohon setiap 3-6 bulan sekali.
  • Penyemprotan POC NASA 3 - 4 tutup + HORMONIK 1-2 tutup per tangki setiap 2-4 minggu sekali

sumber : xio omi

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
1. Golongan Coleoptera
Hama golongan ini yang paling banyak menyerang adalah Oryctes rhinoceros . Cara mengendalikan dengan membuat trap/ jebakan berupa kotak-kotak yang diisi sampah dan secara preventif dikendalikan dengan pemberian Natural BVR atau jika sudah menjadi uret dengan PESTONA, atau dengan menggunakan musuh alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung hantu.

2. Golongan Lepidoptera
Species yang sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang larvarnya memakan bunga kelapa, dan Acritocera negligens yang mengebor tangkai bunga yang belum membuka dan memakan isinya. Pengendaliannya dengan menggunakan PENTANA + AERO 810 ataupun Natural BVR sifatnya yang cepat berpindah maka pengendaliannya harus secara merata untuk pencegahan .

3. Golongan Hemiptera
Jenis yang menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis homoptera (Gareng pong= Jawa). Jenis lain yang menghisap cairan buah adalah Heteroptera, sehingga buah menjadi rontok sebelum matang. Pencegahan dengan PENTANA + AERO 810 dan PESTONA secara bergantian.

4. Penyakit yang juga mungkin menyerang adalah:
Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan penyakit Lingkar merah pada daun yang disebabkan cacing / belut tanah Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam penyakit ini hanya dengan eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terkena serangan.

Catatan :
Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternatif terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki

PEMANENAN

  • Untuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa mencapai 60 - 100 tahun dengan produksi yang diharapkan adalah kopra. Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah umur 3 - 4 tahun dan berbuah maksimal pada saat umur 9 - 10 tahun, dan bisa mencapai umur 30 - 40 tahun kurang bagus untuk kopra karena daging buahnya yang lunak.
  • Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang diinginkan dalam keadaan kelapa masih muda kira-kira umur buah 7 -8 bulan dari bunganya. Jika ingin mengambil buah tua untuk santan atau kopra dipanen di saat umur sudah mencapai 12-14 bulan dari berbunga atau jika sudah tidak lagi terdengar suara air di dalam buahnya.
PASCA PENEN
Pengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai mengarah pada pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil yang mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk nira ( legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam cuka, produk minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa.

Gula kelapa :
kandungan sukrosa yang dominan di antara kandungan bahan kimia non air lainnya menjadikan nira sebagai sumber gula yang sangat potensil.

Nata de coco :
Adalah bahan olahan nira kelapa berbentuk gel, tekstur kenyal seperti kolang kaling, yang proses fermentasinya dibantu oleh mikrorganisme Acetobacter xylium.

Asam cuka :
dikenal sebagai penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet karena membatasi pertumbuhan bakteri.

Produk minuman:
Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar rendah (tuak) ataupun dalam kadar tinggi (arak).

Substrat :
Yaitu bahan nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba. Substrat ini sangat diperlukan bagi pekerjaan di lab bioteknologi.



Saat ini PT. Natural Nusantara telah mengeluarkan 2 produk unggulan baru sebagai penyempurnaan produk sebelumnya, yaitu Pupuk Organik Serbuk Greenstar danSupernasa Granule Modern.

Pupuk Organik Serbuk Greenstar dikemas dengan sangat praktis dan ekonomis. Serta dalam produk Greenstar tersebut sudah terkandung unsur yang ada pada produk POC NASA dan HORMONIK. Dan pupuk organik Supernasa Granule Modernjuga dikemas dalam bentuk granule yang mantap sehingga lebih praktis dalam aplikasinya serta harganya lebih ekonomis.

Lihat dan silahkan dibuktikan untuk mengetahui bagaimana keunggulan produk baru ini. Pelajari produk Greenstar dan Supernasa Granule Modern di blog Produk Nasa.